Selasa, 19 Februari 2013
bangsa yahudi
17.32 | Diposting oleh
Iren effendy |
Edit Entri
Nama Yahudi Bani Israel dan Asal Usul Mereka
Kebanyakan ahli
sejarah sepakat bahwa penamaan Bani Israel dengan kaum “Ibrani” karena
peristiwa penyeberangan Ibrahim a.s. melintasi sungai Eufrat. Pendapat ini
diperkuat dengan apa yang termaktub di dalam Kitab Joshua:
“Demikianlah Tuhan
Israel berfirman tentang penyeberangan sungai itu, di mana leluhur kalian
tinggal sejak dahulu kala, dan bapak Ibrahim dan bapak Nahur, menyembah
tuhan-tuhan lain. Maka Aku bawa Ibrahim menyeberangi sungai itu dan berjalan di
tanah Kana'an.” 14)
Majalah al-'Arabi
Kuwait memuat sebuah artikel yang ditulis oleh Pendeta Ishak Salka dengan judul
Ma'nâ at-Tasmiyât li asy-Syu'ub as-Sâmiyah ats-Tsalâtsah al-Kubrà” (Arti
Nama-nama Tiga Bangsa Semit Besar). Dalam tulisannya tersebut ia mengatakan,
“Nama tersebut (Ibrani) tidak muncul kecuali setelah Ibrahim a.s. menyeberangi
sungai Eufrat.” 15) Pendapat ini adalah pendapat yang paling mendekati
kebenaran daripada pendapat-pendapat lainnya.
Sedangkan sebutan
“Orang-orang Israel (Isra'iliyyIn)” atau “Bani Israel” adalah sebutan yang
dinisbatkan kepada bapak mereka, Israel, yakni Yakub ibn Ishak ibn Ibrahim a.s.
Israel adalah kalimat yang terdiri dan dua kata: isra, yang artinya hamba atau
teman dekat, dan el, yang artinya Tuhan. Maka arti Israel adalah hamba Tuhan
atau teman dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa Semit, bukan hanya dalam
bahasa Ibrani, kata El selalu bermakna Tuhan' 16)
Yakub a.s. memiliki
dua belas anak laki-laki. Al-Quran menyebut kisah Yakub dan anak-anaknya ini di
berbagai tempat, di antaranya di dalam surah Al-Baqarah ayat 133:
“Adakah kalian hadir
ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya, ‘Apa yang kalian sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, “Kami
akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail dan Ishak,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Sedangkan penamaan
mereka dengan “Yahudi” muncul di saat mereka bertobat dan menyembah anak sapi.
Mereka berkata, “Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” (QS.
A1-A'râf: 156) Artinya, kami bertobat dan kami kembali kepada-Mu.
Menurut sebuah
riwayat, mereka dinamakan Yahudi kareiia mereka bergerak-gerak (yatahawwad)
ketika membaca Taurat. Menurut riwayat lain, mereka dinamakan Yahudi karena
dinisbatkan kepada Yehuda, anak keempat Yakub a.s., yang nama aslinya adalah
Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak Yakub lainnya. Beberapa ilmuan membenarkan
pendapat mi.' 17)
Dr. Jawwad Ali
mengatakan, “Istilah ‘Yahudi' lebih luas maknanya daripada istilah ‘Ibrani' dan
‘Bani Israel'. Hal ini karena istilah ‘Yahudi', selain disematkan kepada kaum
Ibrani, juga disematkan kepada orang-orang non-Ibrani yang memeluk agama
Yahudi.” 18)
Sedangkan mengenai
asal usul Yahudi, mereka termasuk bangsa Semit. Beberapa pemerhati
bahasa-bahasa Timur Dekat menemukan beberapa kesamaan yang jelas antara mereka
dan bangsa-bangsa Semit lainnya, seperti Babilon, Assyria, Kana'an, Aram,
Habasyah, Nabath, Arab dan lain sebagainya. 19) Mereka berasal dan Ibrahim
a.s., yang memiliki kedudukan istimewa bagi tiga agama besar dunia: Yahudi,
Nasrani dan Islam. Ibrahim a.s. adalah salah seorang nabi agung dalam sejarah
manusia, karena ia berjuang mengajak kepada tauhid dan akidah ketuhanan.
Seluruh hidupnya adalah serial pengorbanan dan keikhlasan di jalan Tuhannya.
Jika kita perhatikan ayat-ayat al-Quran, kita akan menemukan di sana beberapa
peristiwa besar perjuangan Ibrahim dalam merealisasikan akidah di tengah-tengah
kaumnya, yang dilakukan dengan segenap keberanian, didasarkan pada argumentasi
rasional dan penuh pengorbanan.
Al-Quran seolah
meminta kita untuk sejenak memperhatikan beberapa. sifat Ibrahim a.s. Allah
berfirman, “Sesungguhnya Ibahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan
teladan.” (QS. An-Nahl: 120) Ia sendiri adalah “umat” yang memiliki semua sifat
mulia dan luhur. Al-Quran juga mengatakan Ibrahim sebagai, “Patuh kepada
Allah.” (QS. An-Nahi: 120) Yakni seorang yang khusyu, berserah diri, taat dan
mencintai Allah Tuhan semesta. Allah juga mengakatakan Ibrahim dengan, “Hanif
(cenderung kepada kebaikan). Dan sekali-kali dia bukan termasuk orang-orang
yang mensekutukan (Tuhan).” (QS. AnNahl: 120) Yakni seorang yang mengesakan
Allah dan ikhlas kepada-Nya. Allah juga mengatakannya dengan, “(Lagi) yang
mensyukuri nikmat-nikmat Allah.” (QS. An-Nahl: 121) Yakni seorang yang selalu
bersyukur atas nikmat dan karunia Allah. Allah juga mengatakannya dengan sifat
agung yang dimiliki setiap nabi, “Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di
dalam al-Kitab (al-Qurcin) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan lagi seorang nabi.” (QS. Maryam: 41) Sebuah penegasan tentang
kejujuran dan kedalaman perkataannya. Allah juga mengatakannya dengan sifat
yang paling baik di antara sifat-sifat lain, sebuah sifat yang dibutuhkan
setiap manusia dan saudaranya, manusia lain, yakni sifat amanah. Allah
berfirman, “Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.” (QS. An-Najm: 37)
Yakni seorang yang amanah, menunaikan segala perintah Tuhannya dan taat pada
setiap nilai dan keimanan. Oleh karena itu, nabi yang mulia mi berhak
menyandang karunia Allah berikut: “Allah telah memilihnya dan menunjukkan
kepadanya jalan yang lurus.” (QS. An-Nahi: 121)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
Blog Archive
logo
translete
clock
tempelate
>
free music at divine-music.info
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar