Selasa, 12 Februari 2013
ratu pantai selatan
16.54 | Diposting oleh
Iren effendy |
Edit Entri
RATU PANTAI SELATAN
Pada tgl. 6
Februari 2008 lalu, Misteri mendapat undangan seorang rekan bernama Malau.
Beliau mengajak Misteri untuk mengikuti ritual di Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Sebuah ritual untuk mengungkap asal usul Kanjeng Ratu Kidul. Tentu saja tawaran
itu Misteri sambut hangat. Terlebih ketika dia mengatakan bahwa Kanjeng Ratu
Kidul berasal dari Tanah Batak.
Sejauh ini terdapat
berbagai pendapat seputar asal usul sosok Kanjeng Ratu Kidul. Ada yang
mengatakan, Kanjeng Ratu Kidul sesungguhnya adalah Ratu Bilqis, isteri Nabi
Sulaiman Alaihissalam. Dikisahkan, setelah wafatnya Nabi Sulaiman as., Ratu
Bilqis mengasingkan dirinya ke suatu negeri. Di sana beliau bertapa hingga
moksa atau ngahyang.
Legenda lain
seputar Kanjeng Ratu Kidul adalah Dewi Nawang Wulan, sosok bidadari yang pernah
diperisteri Jaka Tarub. Sedangkan kisah lain tidak secara spesifik menyebutkan
asal Kanjeng Ratu Kidul, kecuali dia puteri seorang raja di Tanah Jawa.
Sinyalemen Kanjeng
Ratu Kidul berasal dari Tanah Batak bukannya tanpa alasan. Isu ini pertama kali
dibicarakan tahun 1985, ketika dalam suatu acara adat Batak di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), beberapa orang mengangkat masalah ini. Tetapi rupanya
tidak terlalu mendapat respon yang hadir. Isu pun tenggelam dengan sendirinya.
Ketika Misteri
membuka internet, hanya terdapat satu situs yang menyinggung masalah ini.
Itupun hanya dalam beberapa baris kalimat saja. Demikian kutipannya:
“Ini dia cerita
tentang Ratu Laut Selatan yang dipercaya sebagian orang sebagai Biding Laut,
saudara dari Saribu Raja yang notabene adalah keturunan Raja Batak.…tapi baca
dulu kisahnya ya… siapa tau Nyi Roro Kidul emang keturunan Raja Batak”. (23
desember 2004, http://mappa.blogspot.com). Hanya sekilas saja kalimat yang menyinggung
Kanjeng Ratu Kidul sebagai orang Batak.
Padahal,
sebagaimana diungkapkan Silalahi, di daerah Samosir ada seorang wanita yang
kerap kali kemasukan roh Kanjeng Ratu Kidul. Wanita bernama Boru Tumorang ini
sering mengaku sebagai Kanjeng Ratu Kidul ketika sedang trance. Itulah
sebabnya, Boru Tumorang sengaja didatangkan ke Jawa untuk mengikuti ritual
menguak asal usul Kanjeng Ratu Kidul.
LEGENDA BIDING LAUT
Sebelum melakukan
perjalanan ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Misteri menyempatkan diri berbincang-bincang
dengan Silalahi (40 thn), spiritualis yang akan memimpin ritual tersebut.
“Legenda asal usul
Kanjeng Ratu Kidul berasal dari Tanah Batak ini tidak lepas dari kisah
Raja-raja Batak,” demikian Silalahi memulai ceritanya.
Dikisahkan, perjalanan
etnis Batak dimulai dari seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Putra
sulung diberi nama Guru Tatea Bulan dan kedua diberi nama Raja Isumbaon.
Putra sulungnya,
yakni Guru Tatea Bulan memiliki 11 anak (5 putera dan 6 puteri). Kelima putera
bernama: Raja Uti, Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Lau Raja.
Sedangkan keenam puteri bernama: Biding Laut, Siboru Pareme, Paronnas, Nan
Tinjo, Bulan dan Si Bunga Pandan.
Putri tertua yakni
Biding Laut memiliki kecantikan melebihi adik perempuan lainnya. Dia juga
memiliki watak yang ramah dan santun kepada orangtuanya. Karena itu, Biding
Laut tergolong anak yang paling disayangi kedua orangtuanya.
Namun, kedekatan
orangtua terhadap Biding Laut ini menimbulkan kecemburuan saudara-saudaranya
yang lain. Mereka lalu bersepakat untuk menyingkirkan Biding Laut.
Suatu ketika,
saudara-saudaranya menghadap ayahnya untuk mengajak Biding Laut jalan-jalan ke
tepi pantai Sibolga. Permintaan itu sebenarnya ditolak Guru Tatea Bulan,
mengingat Biding Laut adalah puteri kesayangannya. Tapi saudara-saudaranya itu
mendesak terus keinginannya, sehingga sang ayah pun akhirnya tidak dapat
menolaknya.
Pada suatu hari,
Biding Laut diajak saudara-saudaranya berjalan-jalan ke daerah Sibolga. Dari
tepi pantai Sibolga, mereka lalu menggunakan 2 buah perahu menuju ke sebuah
pulau kecil bernama Pulau Marsala, dekat Pulau Nias.
Tiba di Pulau
Marsala, mereka berjalan-jalan sambil menikmati keindahan pulau yang tidak
berpenghuni tersebut. Sampai saat itu, Biding Laut tidak mengetahui niat
tersembunyi saudara-saudaranya yang hendak mencelakakannya. Biding Laut hanya
mengikuti saja kemauan saudara-saudaranya berjalan semakin menjauh dari pantai.
Menjelang tengah
hari, Biding Laut merasa lelah hingga dia pun beristirahat dan tertidur. Dia
sama sekali tidak menduga ketika dirinya sedang lengah, kesempatan itu lalu
dimanfaatkan saudara-saudaranya meninggalkan Biding laut sendirian di pulau
itu.
Di pantai,
saudara-saudara Biding Laut sudah siap menggunakan 2 buah perahu untuk kembali
ke Sibolga. Tetapi salah seorang saudaranya mengusulkan agar sebuah perahu
ditinggalkan saja. Dia khawatir kalau kedua perahu itu tiba di Sibolga akan
menimbulkan kecurigaan. Lebih baik satu saja yang dibawa, sehingga apabila ada
yang menanyakan dikatakan sebuah perahunya tenggelam dengan memakan korban
Biding Laut.
Tapi apa yang
direncanakan saudara-saudaranya itu bukanlah menjadi kenyataan, karena takdir
menentukan lain.
BIDING LAUT DI TANAH JAWA
Ketika terbangun
dari tidurnya, Biding Laut terkejut mendapati dirinya sendirian di Pulau
Marsala. Dia pun berlari menuju pantai mencoba menemui saudara-saudaranya.
Tetapi tidak ada yang dilihatnya, kecuali sebuah perahu.
Biding laut tidak
mengerti mengapa dirinya ditinggalkan seorang diri. Tetapi dia pun tidak
berpikiran saudara-saudaranya berusaha mencelakakannya. Tanpa pikir panjang,
dia langsung menaiki perahu itu dan mengayuhnya menuju pantai Sibolga.
Tetapi ombak besar
tidak pernah membawa Biding Laut ke tanah kelahirannya. Selama beberapa hari
perahunya terombang-ombang di pantai barat Sumatera. Entah sudah berapa kali
dia pingsan karena kelaparan dan udara terik. Penderitaannya berakhir ketika
perahunya terdampar di Tanah Jawa, sekitar daerah Banten.
Seorang nelayan
yang kebetulan melihatnya kemudian menolong Biding Laut. Di rumah barunya itu,
Biding Laut mendapat perawatan yang baik. Biding Laut merasa bahagia berada
bersama keluarga barunya itu. Dia mendapat perlakuan yang sewajarnya. Dalam
sekejap, keberadaannya di desa itu menjadi buah bibir masyarakat, terutama
karena pesona kecantikannya.
Dikisahkan, pada
suatu ketika daerah itu kedatangan seorang raja dari wilayah Jawa Timur. Ketika
sedang beristirahat dalam perjalanannya, lewatlah seorang gadis cantik yang
sangat jelita bak bidadari dari kayangan dan menarik perhatian Sang Raja.
Karena tertariknya, Sang Raja mencari tahu sosok jelita itu yang ternyata
Biding Laut. Terpesona kecantikan Biding Laut, sang raja pun meminangnya.
Biding Laut tidak
menolak menolak pinangan itu, hingga keduanya pun menikah. Selanjutnya Biding
Laut dibawanya serta ke sebuah kerajaan di Jawa Timur.
TENGGELAM DI LAUT
SELATAN
Biding Laut hidup
berbahagia bersama suaminya yang menjadi raja. Tetapi kebahagiaan itu tidak
berlangsung lama. Terjadi intrik di dalam istana yang menuduh Biding Laut
berselingkuh dengan pegawai kerajaan. Hukum kerajaan pun ditetapkan, Biding
Laut harus dihukum mati.
Keadaan ini
menimbulkan kegalauan Sang Raja. Dia tidak ingin isteri yang sangat dicintainya
itu di hukum mati, sementara hukum harus ditegakkan. Dalam situasi ini, dia
lalu mengatur siasat untuk mengirim kembali Biding Laut ke Banten melalui
lautan.
Menggunakan
perahu, Biding Laut dan beberapa pengawal raja berangkat menuju Banten. Mereka
menyusuri Samudera Hindia atau yang dikenal dengan Laut Selatan.
Namun malang
nasib mereka. Dalam perjalanan itu, perahu mereka tenggelam diterjang badai.
Biding Laut dan beberapa pengawalnya tenggelam di Laut Selatan.
Demikianlah
sekelumit legenda Biding Laut yang dipercaya sebagai sosok asli Kanjeng Ratu
Kidul.
“Dalam legenda
raja-raja Batak, sosok Biding Laut memang masih misterius keberadaannya,
Sedangkan anak-anak Guru Tatea Bulan yang lain tercantum dalam legenda,” kata
Silalahi dengan mimik serius.
Sementara itu,
Boru Tumorang (45 thn) mengaku sudah lama dirinya sering kemasukan roh Kanjeng
Ratu Kidul. Terutama terjadi saat kedatangan tamu yang minta tolong dirinya
untuk melakukan pengobatan. Tetapi Boru Tumorang tidak mengerti mengapa raganya
yang dipilih Kanjeng Ratu Kidul. Semuanya terjadi diluar keinginannya.
Kanjeng Ratu Laut Kidul Berasal dari
Tanah Batak
RITUAL PEMANGGILAN
KANJENG RATU KIDUL
Untuk membuktikan keberadaan sosok
legenda Biding Laut yang dipercaya sebagai Kanjeng Ratu Kidul, Misteri bersama
8 orang rekan yang semuanya bersuku Batak sengaja datang ke Pelabuhan Ratu
untuk melakukan ritual pemanggilan roh Kanjeng Ratu Kidul.
Lokasi pertama
adalah makam Guru Kunci Batu Kendit Abah Empar. Lokasi ini cukup dikenal
masyarakat, terutama yang hendak melakukan ritual pemanggilan Kanjeng Ratu
Kidul. Konon, di tempat ini Kanjeng Ratu Kidul memang biasa muncul.
Sebelum melakukan
ritual, sebagaimana biasanya beberapa ubo rampe telah disiapkan, diantaranya:
jeruk, jeruk purut, apel, daun sirih, pisang raja, anggur, minyak jin, kembang
sepatu, tepung beras, kelapa dan gula (itaguruguru-bahasa Batak).
Sekitar pukul
22.30 malam, dimulailah acara ritual pemanggilan roh Kanjeng Ratu Kidul. Ketika
itu, Silalahi dan Boru Tumorang tampak membaca mantera-mantera. Beberapa saat
kemudian, Silalahi mulai menampakkan perubahan ekspresi wajah. Sosok gaib yang
dipanggil tampaknya telah merasuk ke dalam raganya. Belakangan Misteri mengetahui,
sosok gaib itu adalah roh Raja Batak.
Sementara dalam
waktu hampir bersamaan, Boru Tumorang pun memperlihatkan ekspresi kesurupan.
Tiba-tiba tubuhnya tersungkur lalu merangkak bergeser posisi. Setelah itu, dia
kembali duduk dengan wajah tertunduk dan mata terpejam. Roh Kanjeng Ratu Kidul
telah merasuk ke dalam raga wanita asal Samosir ini.
Terjadilah dialog
dalam bahasa Batak antara Silalahi (yang sudah kemasukan roh Raja Batak) dengan
Boru Tumorang dan beberapa orang yang hadir. Sepanjang dialog itu, ekspresi
wajah Boru Tumorang berubah-ubah. Terkadang tersenyum, tertawa, menangis dan
melantunkan lagu berisi sejumlah nasehat.
Kalimat pertama yang diucapkan Kanjeng Ratu Kidul adalah
“Kenapa baru
sekarang kalian datang untuk menemui saya? Padahal saya sudah lama berada di
sini,”ujar Kanjeng Ratu Kidul melalui bibir Boru Tumorang.
Ketika salah
seorang yang hadir bertanya tentang Biding Laut, seketika Kanjeng Ratu Kidul
menukas,” Ya, sayalah Biding Laut. Terserah apakah kalian akan percaya atau
tidak.”
Selanjutnya dialog
meluncur begitu saja. Beberapa dialog yang Misteri catat diantaranya saat Boru
Tumorang menangis sambil berkata:
“Boasa gudang hamo
nalupa tuauito (kenapa kalian sudah lupa sama saya)?” ujar Kanjeng Ratu Kidul
melalui bibir Boru Tumorang. “Ahado sisukunonmuna (Apa yang kalian mau
pertanyakan)?” lanjut Kanjeng Ratu Kidul.
“Hamirotuson
nanboru namagido tangiansiangho (Kami datang kesini untuk minta doa dari
Nyai),” jawab salah seorang yang hadir.
“Asadikontuhata
pasupasu dohut rajohi (Biar diberikan Tuhan berkat kepada kami),” kata yang
lain.
Tampak Boru
Tumorang menggoyang-goyangkan tubuhnya. Kepalanya seperti digelengkan,
terkadang mengangguk-angguk. Sesaat kemudian dia berkata,
“Posmaruham,
paubahamuma pangalaho rohamuna (Percayalah. Asalkan kalian berubah sikap dan
tingkah laku menjadi lebih baik, itu pasti akan terjadi).”
Selanjutnya dia
berkata lagi,”Asarat martonggo mahita tuoputa (Marilah kita bersama-sama berdoa
kepada Tuhan).”
“Molonang muba
rohamu nalaroma balainna he he mamuse kuti tuinjang (Kalau tidak berubah sikap
dengan baik akan muncul bencana lagi-tsunami)”
“Dangdiadia dope
namasae naosolpu nalaroma muse naung gogosiani (Belum seberapa bencana yang
sudah lalu. Lebih dahsyat bencana yang akan datang lagi. Kalau kalian tidak
percaya kepada Tuhan).”
Nasehat Kanjeng
Ratu Kidul itu tampaknya ditujukan ke semua orang. Sedangkan kepada anak
keturunannya dari suku Batak, Kanjeng Ratu Kidul berkata,
”Posmarohamu amang
paboanhudoi tuhamu pomparanhu dibagasan parnipion (Percayalah. Semua
keturunanku akan saya beritahukan lewat mimpi masing-masing).”
“Posmaroham amang
patureon hudo sube popparamme (Percayalah, akan saya bantu dan saya tolong
semua keturunannmu ini).
Kanjeng Ratu Kidul
juga berpesan kepada semua manusia agar tidak membeda-bedakan suku,
”Pabohamu
tumanisiae asa unang mambedahon popparanhisude (Beritahu kepada semua manusia
supaya tidak membedakan suku).”
Dialog dengan roh
Kanjeng Ratu Kidul itu berlangsung sekitar setengah jam. Isi dialog sarat
dengan nasehat kepada manusia agar selalu berbuat kebajikan.
KEMBALINYA KANJENG RATU NYI RORO
KIDUL – BIDING LAUT
Setelah begitu lama
menjadi penguasa pantai selatan akhirnya Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul diketahui
dari mana asal muasalnya. Ternyata Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul adalah Biding
Laut Putri Stilting dari Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon, hilangnya Biding Laut
begini ceritanya;
Ketika terjadi
skandal cinta antara Saribu Raja dengan Boru Pareme kedua adeknya Limbong
Mulana dan Sagala Raja bersekutu untuk membunuh Saribu Raja karena dianggap
telah membuat aib keluarga, kemudian Lau Raja segera memberitahukan serta
menyuruh Saribu Raja agar pergi dari kampung halamannya. Mendengar berita dari
adeknya bahwa Saribu Raja pergi meninggalkan kampung halamannya sedangkan Boru
pareme bersembunyi ke hutan.
Sebelum berangkat
Saribu Raja berpesan pada kakaknya Biding Laut agar menjaga dan membina
adik-adik mereka semua. Katanya “seharusnya saya yang bertanggung jawab kak,
untuk menjaga dan membina adek-adek kita tapi saya telah gagal dan akan pergi
meninggalkan kampung halaman kita. Kakak tidak perlu mencari saya, permintaan
saya kakak menjaga, memelihara, mengayomi adek-adek kita serta menjaga keutuhan
nama besar keluarga kita”.
Dengan berlinang
airmata Biding Laut bertanya, adikku kemana gerangan kamu pergi? kamu adikku
juga, saya yang seharusnya menjaga kamu dari segala bahaya, apalagi yang
berniat membunuhmu adalah adik kita, kamu tidak perlu takut, tinggallah disini,
kita selesaikan permasalahanmu secara kekeluargaan. Namun tekad dan pendirian
Saribu Raja sudah bulat untuk pergi.
Dia berpesan
kepada Biding Laut dia akan ke Barat dan tidak perlu mencarinya. Sebagai anak
sulung Biding Laut berpikir harus mencari adiknya dan mempersatukan kembali
adik-adiknya. Biding Laut bertekad harus menemukan Saribu Raja agar terhindar
dari pembunuhan adiknya. Biding Laut mengambil keputusan berangkat mencari
adiknya Saribu Raja ke arah Barat. Pencarianpun mulai dilakukan Biding Laut
sesuai yang dikatakan adiknya bahwa dia berangkat ke arah Barat. Biding Laut
pun menelusuri jalan kearah Barat, karena sangat sayang terhadap adiknya,
Biding Laut tidak mengenal siang dan malam bahkan terhadap hujan dan panas
serta teriknya matahari tetap dilaluluinya. Meski telah menyusuri lembah,
menyeberangi sungai, mendaki gunung namun Biding Laut tidak menemukan adiknya.
Dalam benaknya dia bertanya apakah adiknya masih hidup atau adiknya sengaja
membohingi dirinya dengan mengatakan dia pergi ke Barat padahal ke Timur!
Tanpa sadar Biding
Laut sampai di sebuah desa ditepi pantai tempat sandar nelayan penangkap ikan,
dengan penuh harapan dia bertanya pada seorang nelayan apakah pernah melihat
seorang asing lewat atau tinggal di desa itu. Setiap orang yang ditanya Biding
Laut selalu menjawab bahwa mereka tidak pernah ada yang melihat adiknya.
Dengan perasaan
kesal dan kecewa memikirkan sang adik akhirnya Biding Laut beristirahat ditepi
pantai untuk melepas rasa penat dan lelah. Dari pinggir pantai Biding Laut
melihat sebuah pulau timbul pikirannya jangan jangan adikku bersembunyi
disana, lalu dia bertanya kepada seorang nelayan, pak nama pulau itu apa? Sang
nelayan menjawab, pulau mursala, lalu Biding Laut meminta pak nelayan untuk
mengantarnya ke pulau tersebut. Setelah sampai dipulau itu, dia mencari
disetiap pelosok pulau namun tidak menemukan adiknya Saribu Raja, biding laut
berteriak-teriak memanggil nama adiknya dipulau itu namun tidak ada jawaban.
Sambil merenungkan kira-kira kemana lagi dia
harus mencari adiknya, Biding Laut bersandar pada sebuah pohon sambil menikmati
sejuknya anginyang berhembus membuat rasa kantuk tidak tertahankan tanpa sadar
dia tertidur. Tanpa sepengetahuan Biding Laut ternyata dari seberang, ada
seorang pemuda yang membuntutinya, pemuda itu kagum melihat keberanian Biding
Laut dan kelembutan serta wajahnya yang cantik. Timbullah hasrat si pemuda itu
untuk mendapatkan Biding Laut. Pemuda itu menghampiri Biding Laut yang tertidur
pulas serta membangunkannya, pemuda itu menawarkan jasa untuk mengantarkan
Biding Laut keseberang. Sambil berjalan Biding Laut bertanya kepada pemuda itu
apakah pernah bertemu atau melihat orang asing karena saya sedang mencari adik
saya Saribu Raja. Mengapa kamu mencari orang yang tidak tahu dimana dia berada kepada
saya kata pemuda itu. Saya tidak pernah melihat ataupun mendengar Saribu Raja
adikmu dan kalaupun saya pernah melihat atau mendengar saya tidak akan
memberitahukannya sebab kamu anggun dan cantik jadi kamu lebih pantas menjadi
istri saya, kata pemuda itu merayu. Mendengar jawaban pemuda itu Biding Laut
naik pitam dan mengusir pemuda itu. Pemuda itupun pulang ke desanya dengan
membawa dendam dihati.
Keesokan harinya
pemuda itu memberitahukan kepada temannya bahwa ia ditantang dan dipermalukan
oleh seorang gadis yang cantik dan sakti. Mendengar pengaduan pemuda itu
teman-temannya marah serta mengajak pemuda itu menunjukkan dimana tempatnya dan
berangkatlah mereka ke pulau mursala. Tanpa banyak tanya, anak-anak muda
tersebut mengeroyok Biding Laut yang sedang santai menikmati segarnya udara
pagi. Tangan dan kakinya diikat, ditelanjangi lalu diperkosa secara bergantian
sampai Biding Laut tidak sadarkan diri lalu dibunuh dan mayatnya dibuang ke
laut. Dia pasrah bahwa kematian akan datang, jasadnya boleh mati tetapi Roh
kesaktiannya harus tetap hidup, sebab tugas belum terlaksana adiknya Saribu
Raja harus ditemukan dimanapun dia berada.
Setelah lama
mencari kakaknya yang hilang akhirnya Nantinjo mengetahui dimana keberadaan
sang kakak lalu Nantinjo mengajak sorangannya nai Hotni dan panuturi beserta
rombongan untuk menemui penguasa alam gaib ke pangandaran. Sesampai
dipangandaran Nantinjo berbincang-bincang dengan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
sebagai penguasa alam gaib adapun hasil perbincangan mereka ( Nan = Nantinjo,
Nyi = Nyi Roro Kidul).
Nan ; Terimakasih
saya ucapkan atas kesediaanmu menerima saya sebagai tamu, meskipun saya belum
tahu siapa kamu yang sebenarnya tapi kamu telah membantu saya dua kali dalam
tugas saya. Sekarang saya ingin mengetahui siapakah kamu sebenarnya? Siapa nama
saudara kamu yang hilang?
Nyi ; Terima kasih
atas kujungan kamu, kita memang sudah dua kali bertemu dan dengan ikhlas saya
membantu sesuai dengan permintaanmu. Sayalah penguasa diseluruh pantai selatan,
nama saya Nyi Roro Kidul. Kalau kamu bersedia membantu saya mencari dan
mempertemukan dengan adikku Saribu Raja, Saya sangat berterima kasih katanya
sambil menangis karena mengingat adiknya yang belum ditemukannya.
Nan ; Kalau
demikian kamu adalah kakakku biding laut yang juga tidak diketahui dimana
keberadaannya, hilang pada saat mencari abang Saribu Raja, saya adalah adikmu
nantinjo yang paling bungsu dari sepuluh kita bersaudara. Tolong kamu ingat
dulu barang kali kakak lupa akan masa kecil kita, Saribu Raja yang kakak cari
abang saya juga,
Mendengar keterangan Nantinjo, Biding Lautpun memeluk
adiknya sambil menangis melepas kerinduan yang sangat dalam, dan Nantinjo
berjanjiakan berusaha secepatnya mempertemukan mereka.
Nyi ; Nama kecil
saya memang Biding Laut namun saya sendiri sudah lupa bagaimana ceritanya
sehingga disini saya disembah dan disebut Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul. Kalian
boleh menyebut nama saya Biding Laut jikalau saya sudah menemukan adik saya
Saribu Raja. Ini sudah merupakan janji terhadap diri saya karena saya merasa
hanya Saribu Rajalah saudaraku, karena dialah saya jadi begini.
Setelah Nantinjo
mempertemukan Biding Laut dengan Saribu Raja, Nantinjopun mengajak Biding Laut
kembali ke keluarga namun Biding Laut meminta kepada nantinjo bahwa ia harus
dijemput dari tempatnya di Parangtritis Yogyakarta. Dan yang terpenting,
keturunan adiknya Saribu Raja yang harus menjemputnya. Permintaan Biding Laut
disanggupi, lalu Namboru Nantinjo mengumpulkan satu team untuk menjemput
Namboru Biding Laut ke Parangtritis, satu minggu sebelum berangkat Namboru
Nantinjo memberikan pengarahan kepada team dan berpesan agar tidak menganggap
enteng pekerjaan tersebut. Karena pekerjaan ini sangat berat mengingat
banyaknya pengikut namboru Biding Laut yang tidak mau melepaskan dia kembali ke
Raja Batak.
Pada Tanggal 1
Maret 2004 team dikumpulkan Namboru Nantinjo dirumah hasorangannya di cianjur.
Sebelum berangkat, namboru memberikan nasehat serta menekankan untuk
berhati-hati dan jangan anggap remeh, namboru juga meminta Oppung Raja
Gumeleng-Geleng membantu. Oppung menyarankan kepada namboru agar memberikan
sebutir telur kepada setiap orang yang ikut dalam team. Malam itu pun Oppung
langsung menuju ke Parangtritis untuk mengamankan perjalanan team. Malam jam
20.00 WIB rombongan team dengan tiga mobil kijang berangkat menuju parangtritis
bersama nai Hotni serta namboru Nantinjo.
Keesokan harinya
team sampai di parangtritis dan langsung menuju pantai. Disana team mencoba
melepas lelah sambil bermain di pantai, setelah lama mencari, team bertanya
kepada penduduk kampung dimana tempat bersemanyamnya Nyi Roro Kidul. Tanya
punya Tanya akhirnya team menemukan jalan menuju ketempat Namboru Kanjeng Ratu
Nyi Roro Kidul Biding Laut. Melihat jalan yang begitu sukar dilalui mobil, team
tersebut sempat ragu namun nai Hotni mengatakan bahwa dia sudah pernah bermimpi
bahwa tempat namboru Biding Laut adanya di gua dibawah bukit. Walaupun amat
sukarnya jalan yang harus dilalui, team bersepakat untuk melanjutkan perjalanan
sampai mereka dapat menemukan tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi RoroKidul Biding
Laut dan membawanya pulang kembali.
Sesampai dipuncak
bukit team menemukan beberapa rumah, dan ternyata kendaraan hanya boleh sampai
dikampung tersebut. Team bertanya kepada orang yang ada disekitar kampung
ternyata adanya tempat yang mereka cari berada dikaki bukit tersebut. Sebagai
penunjuk jalan team minta tolong kepada orang kampung untuk mengantarkan mereka
ke kaki bukit. Pada waktu akan menuruni lembah, sebahagian team merasa kecut
mengingat terjalnya jalan yangharus ditempuh. Ternyata sebelum turun ada
“tempat permisi” disiapkan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut.
Kemudian team mengusulkan agar nai Hotni beserta team agar meminta pertolongan
kepadanamboru dan Oppung. Setelah selesai team berembuk serta saling
mengingatkan satu sama lain jikalau ada yang merasa tidak mampu menuruni lembah
agartidak memaksakan diri untuk ikut. Ada tiga orang yang tidak ikut dan
menunggu diatas karena mereka merasa tidak akan mampu menempuh jalan tersebut.
Kemudian team yang tersisa mulai menuruni lembah dengan sangat hati-hati karena
curamnya jalan menuju ketempat namboru. Waktu yang ditempuh tersebut untuk
menuju kebawah ternyata memakan waktu lebih dari satu jam.
Sesampai dibawah,
team merasa kaget dan kagum melihat indahnya tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul Biding Laut. Sipenunjuk jalan kemudian memperkenalkan team dengan
kuncen yang ada disana. Setelah beristirahat sejenak, team lalu mengajak kuncen
menuju gua tempat namboru.Sebelum masuk sang kuncen mengingatkan agar team
berhati-hati, dan ternyata memang jalan kedalam menuju gua tersebut harus
merunduk sebab banyak bebatuan yang menonjol. Jika tidak berhati-hati kepala
bisa bonyok terantuk batu. Maklumlah yang ada hanya lilin dan senter seadaya
yang dapat dijadikan sebagai penerangan, sementara gua tempat namboru sangat
gelap. Suasana didalam gua sangat hening. Team sangat terharu manakala dapat
menemukan tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut.
Setelah membakar
kemenyan kuncen mulai berdoa dan menyarankan agar team berdoa menurut keyakinan
masing-masing. Team juga diingatkan jangan lupa meminta apa yang dikehendaki
mereka, kemudian masing-masing mereka berdoa. Selesai berdoa nai Hotni sudah
mulai gelisah ketika akan naik ketempat orang meletakkan kembang. Kemudian nai
Hotni meminta selendang namboru dari ama nihotni. Tidak lama kemudian namboru
biding laut datang dengan menumpang ke tubuh nai Hotni namboru mengucapkan
“Horas Pomparanku” yang membuat semua team menjadi menangis, lalu namboru
bercerita betapa menderitanya dia dahulu. Inilah tempatku mencari ilmu ujar
namboru kepada team kemudian namboru meminta team untuk mendekat kepadanya,
satu persatu team diusap dengan air serta kembang yang ada disana. Namboru juga
membagikan kembang dari air yang ada. Melihat kejadian tersebut sang kuncen pun
bingung, team bertanya kepada sang kuncen apakah itu benar Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul? sang kuncen menjawab ya itu Ibu Ratu.
Setelah selesai acara
didalam gua namboru pamit dan berjanji akan melanjutkan pembicaraan kembali
diluar gua. Team beserta kuncen keluar dari dalam gua, team tidak dapat
menggambarkan rasa bahagia yang bercampur haru saat keluar dari gua.
Team beristirahat
kurang lebih satu jam untuk kemudian melanjutkan tugas kembali memanggil
namboru Nantinjo diluar gua. Nai Hotni merasa cemas dengan orang yang sedang
bertapa ditempat namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, takut-takut
mereka tidak dapat menerima kehadiran team. Team menganjurkan agar nai Hotni
tenang dan berusaha kembali untuk memanggil namboru Nantinjo. Nai hotnipun
memanggil namboru nantinjo lalu team mengucapkan terima kasih terlebih dahulu
kepada namboru sambil bersenda gurau. Team juga meminta kepada namboru Nantinjo
untuk memanggil kembali namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebab
pembicaraan didalam gua belum selesai.
Kemudian namboru
Nantinjo memanggil namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, setelah
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut datang, namboru berbicara
dengan bahasa batak dan kemudian mereka berbincang-bincang dengan namboru.
namboru meminta mereka agar mengumpulkan keturunannya yang ada disana, team pun
memanggil orangorang yang ada disekitar itu untuk berkumpul, dan yang anehnya
namboru duduk diatas tapi kalu berbicara dengan team namboru Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul Biding Laut duduk ditikar namboru Nantinjo. Puas sudah perasaan team
untuk berbincang-bincang, akhirnya mereka meminta namboru ikut bersama team
kembali ke Raja Batak. Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
menyetujui permintaan team lalu namboru mengingatkan, karena ternyata team
sampai tidak menyadari bahwa hari mulai gelap.
Menyadari kalau
sudah malam dan tidak memungkinkan lagi untuk naik keatas kemudian team
mengucapkan terima kasih dan meminta bantuan kepada namboru agar dilindungi
dalam perjalanan pulang. namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut pun
pergi, tinggallah team bersama namboru Nantinjo. Setelah berbincang dengan
namboru team pamit kepada kuncen serta orang yang sedang bertapa ditempat
namboru, mereka mengucapkan terima kasih kepada team karena mereka dapat
bertemu dengan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Setelah istrahat untuk
melepaskan lelah, malam itu juga rombongan team kembali ke cianjur.
Tiba di cianjur
team memanggil namboru Nantinjo dan mengucapkan terima kasih karena team telah
selamat melaksanakan misi menjemput namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut mulai dari berangkat sampai kembali ke rumah nai hotni. Lalu team bertanya
pada namboru Nantinjo apakah namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
akan ikut juga beserta rombongan pulang, namboru Nantinjo menjawab ikut. Team
bertanya kepada namboru Nantinjo langkah apa yang harus dilakukan team
selanjutnya? lalu namboru menyarankan bahwa mereka harus memberikan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut ulos sibolang, ikan batak (Ihan) serta
nasi tumpeng, yaitu mengadakan ritual yang sering kalian lakukan terhadap saya
ujar namboru dan harus hal itu haruslah dihadiri semua perwakilan keturunan
ibotonya. Team meminta namboru untuk memanggil namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut kembali, setelah namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut datang, saat itu mereka berbincang dengan bahasa batak. Team mengucapkan
terima kasih karena perjalanan team sukses serta selamat sampai kembali ke
cianjur, team juga sangat berterima kasih karena namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut mau kembali ke Si Raja Batak.
Namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut mengatakan begitulah dulu susahnya namborumu
ini dan kalian harus mengalami sebahagian yang saya alami. Setelah puas ngobrol
dengan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, namboru Nantinjo datang
lagi? dan saat itu team bertanya kapan harus dilaksanakan upacara ritual kepada
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebagai tanda bahwa namboru itu
telah kembali ke Raja Batak?, kapan waktu kalian bisa ujar namboru? diakhir
pertemuan namboru Nantinjo mengingatkan team untuk menyayangi namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut seperti halnya menyayangi saya serta jangan
lupa ceritakan ini kepada semua orang. Akhirnya teampun berunding malam itu
kapan dilaksanakan upacara ritual kepada namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut lalu
team sepakat untuk mengadakan upacara ritual kepada namboru Tanggal 4 Mei 2004,
pada tanggal tersebut sesuai kesepakatan diadakan upacara ritual kepada namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebagi tanda namboru itu kembali ke
Keturunan Raja Batak. Setelah keperluan untuk ritual sudah lengkap keturunan
iboto namboru Nantinjo dan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut menyarankan
agar memanggil namboru Nantinjo terlebih dahulu untuk mempertanyakan bagaimana
cara menyampaikan ulos serta makanan yang telah tersedia kepada namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Namborupun memberikan petunjuk kepada seluruh
keturunan ibotonya, setelah itu namboru pergi. Setengah jam setelah namboru
pergi nai Hotni sepertinya kesurupan, yang hadir pada saat itu kaget karena
tidak tahu apa yang terjadi, namun panuturi (penterjemah) ama nihotni
mengatakan bahwa namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut akan datang.
Pada saat itu
barulah mereka semua mengerti, namun tingkah nai Hotni semakin aneh dan
akhirnya namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut datang. Satu persatu
keturunan ibotonya mengucapkan sepatah dua kata kepada namboru sebagai
perwakilan serta mengucapkan terima kasih atas bersedianya namboru kembali ke
Si Raja Batak. Setelah selesai, keturunan ibotonya menyerahkan pakaian
kebesaran namboru serta selendang dan dilanjutkandengan memberikan namboru
makan ihan.
Awalnya namboru
tidak mau, bahkan namboru bercanda apa ini? dalam bahasa sunda. Semua yang
hadir menjawab makanan khas batak namboru. Bagaimana caranya makan ini?
Kemudian namboru pun memakannya sedikit. Mereka yang hadirpun sampai lupa
meletakkan nasi tumpeng di hadapan namboru. Setelah diletakkan didepan namboru,
dengan bercanda namboru mengatakan nah ini baru makanan saya. Semua yang hadir
tersenyum simpul melihat tingkah namboru. Ya wajar saja namboru melakukan hal
tersebut karena baru pertama kali bertemu dengan keturunan ibotonya.
Namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut bercerita pahit getirnya perjalanan hidupnya
sampai menemui ajal serta menjadi Roh. Roh namboru juga telah pernah pulang ke
kampung halaman namun betapa kecewanya namboru sebab namboru sudah tidak diakui
bahkan yang tertua keturunan Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon sudah menjadi Boru
Pareme. Akhirnya namboru kembali lagi keperantaun. Kemudian namboru bertanya
kepada yang hadir apakah mereka bersedia untuk memperbaiki hal tersebut? Semua
keturunan ibotonya menyanggupi.
Kemudian keturunan
ibotonya bertanya apalagi yang harus dilaksanakan selanjutnya setelah namboru
kembali? Namboru menjawab, “sayangi saya dan rawat sebagai namborumu dan
namboru meminta kalau keturunan ibotonya bersedia untuk mengadakan gondang
sebab saya ingin menari” canda namboru. Keturunan ibotonya bertanya kapan itu
harus dilaksanakan? Kapan waktunya dilaksanakan terserah kalian, yang penting
kalian bersedia. Selanjunya kalian tanya saja sama adikku Nantinjo. Baiklah
namboru kata mereka semua. Jikalau begitu nanti kami akan rundingkan dengan
namboru Nantinjo jawab keturunan ibotonya. Sebelum namboru pulang namboru
berpesan agar semua yang hadir menceritakan ke khalayak ramai bahwa Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut adalah Boru Si Raja Batak, lalu namboru pulang.
Kemudian namboru
Nantinjo datang dan bertanya bagaimana anak ni ibotoku (keturunan abangku) apa
kata kakak saya? lalu seorang utusan mengucapkan terima kasih atas perjuangan
namboru Nantinjo untuk mengembalikan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut serta memberikan kenang-kenangan atas usaha namboru berupa pakaian
kebesaran beserta sebuah ulos sibolang, sama dengan yang diberikan kepada
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Bahkan ada salah seorang
keturunanibotonya memberikan saputangan kepada namboru. Namboru juga
mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir atas perhatian serta kasih
sayangnyaterhadap namboru. Kemudian bagaimana tadi pembicaraan kalian dengan
kakakku? yang hadir menjawab bahwa namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut sangat senang dan namboru meminta kalau boleh keturunan ibotonya harus
mengadakan gondang untuk namboru Kanjeng Ratu Nyi RoroKidul Biding Laut.
Selanjutnya kami
diminta berunding dengan namboru, kami hanya tinggal menunggu petunjuk dari
namboru kapan akan dilaksanakan gondang tersebut.Kalau begitu saya tanya dulu
kakak saya, setelah itu baru kita bahas kembali mengenai hal itu jawab namboru.
Setelah itu namboru pulang. Team yang dulunya diutus namboru Nantinjo untuk
menjemput namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding laut dipanggil namboru
untuk mengabarkan keinginan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut.
Keinginan kakakku sebenarnya acara gondang itu dilaksanakan secepatnya tapi
saya meminta kepada kakakku tiga atau empat bulan lagi dikarenakan adanya
pekerjaan saya yang sangat berat kata namboru. Namborupun bertanya apakah
kalian siap untuk mengadakan gondang tiga empat bulan lagi? Ya akan kami
berusaha semaksimal mungkin namboru, jawab team. Dan mereka juga meminta agar
kiranya namboru juga membantu agar gondang tersebut dapat terlaksana.
Tanggal 14 Juli
2004 namboru Nantinjo mengundang team dan namboru mengeluarkan uneg-uneg yang
ada dalam hatinya. Pada saat itu namboru berkeluh kesah tentang Pulau Malau,
apakah kalian (team) tidak dapat membantu saya untuk mengembalikan pulau malau?
sebab saya melihat ada sekelompok malau yang mau mencoba mengembalikan pulau
malau tanpa saya. Kemudian team menjawab, namborukan dapat menghalangi mereka
dengan kesaktiannamboru. Namboru mengatakan bahwa sudah selama tiga tahun
namboru menghalang-halangi rencana kelompok tersebut sampai kapan aku
menghalangi?
Bahkan saya telah
membuat kehidupan mereka semerawut (ruddut) tetapi tetap saja mereka tidak
sadar. Mendengar itu team merasa bingung juga, team melihat ada rasa iba
terhadap kelompok tersebut, sepertinya namboru menginginkan agar team berusaha
meloby kelompok tersebut untuk tidak memaksakan kehendak mereka. Keinginan
namboru jikalau niat mereka baik, kenapa dia tidak diajak sebagai pemilik pulau
malau. Team pun berjanji kepada namboru akan berusaha semampunya untuk membantu
namboru mengembalikan pulau malau sesuai petunjuk namboru. Team juga bertanya
kapan akan dilaksanakan pengembalian pulau malau? namboru menjawab nanti saya
beritahukan, saya akan memanggil kalian lagi kalau waktunya sudah tepat.
Kemudian team bertanya kira-kira permintaan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut membuat gondang (margondang) kapan namboru menjawab kira-kira tiga
atau empat bulan lagi usai itu namboru pulang.
Team mengambil
kesimpulan sebelum kembali pulau malau namboru tidak akan pernah tenang. Bahkan
siapapun yang berusaha menghalangi ketulusan hati namboru meskipun itu
keturunan abangnya akan diberikan ganjaran. Untuk itu team mengajak seluruh
pembaca keturunan Oppung Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon untuk mendukung seluruh
rencana mulia namboru, mengingat masih banyak rencana namboru seperti:
1. Margondang tiga atau empat bulan lagi merayakan
kembalinya namboru Biding Laut
2. MengembalikanPulauMalau
3. Membangun sopo sebagai pertanda di Parik Sabungan
4. Mempersatukan semua keturunan Oppung Guru Tatea
Bulan/Sibaso Bolon
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
Blog Archive
logo
translete
clock
tempelate
>
free music at divine-music.info
Diberdayakan oleh Blogger.
1 komentar:
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka 3137 alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI NUGROHO,,di no (((082-319-208-865)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Posting Komentar